Bioengineering Talk 2022 : Biomass Production and Conversion Toward Sustainable Bioeconomy
Pada Kamis, 30 Juni 2022 pukul 09.00 – 11.00 WIB telah diselenggarakan kegiatan Bioengineering Talk 2022 dengan tema “Biomass Production and Conversion Toward Sustainable Bioeconomy“. Kegiatan ini dibuka oleh Dekan SITH, Dr. Endah Sulistywati dan dimoderatori oleh Dr. M. Yusuf Abduh (Ketua Program Studi Rekayasa Hayati, SITH) dengan tiga pembicara yaitu Johnathan Heywood (Executive Director of People Food and Land Foundation, USA), Prof. Hero Jan Heeres (Green Chemical Reaction Engineering University of Groningen, Netherland) dan Prof. Robert Manurung (SITH, Institut Teknologi Bandung, Indonesia). Kegiatan ini dilaksanakan secara bauran pada Ruang Seminar Lt.1 Labtek 1A ITB Jatinangor dan daring via zoom meetings. Kegiatan ini dihadiri sejumlah dosen, mahasiswa, dan akademisi di lingkungan Program Studi Rekayasa Hayati.
Pada kegiatan tersebut, pembicara pertama John Heywood membahas topik produksi biomassa khususnya kayu-kayuan. Biomassa berbasis kayu ini memiliki berbagai manfaat diantaranya penyerapan karbon, bahan baku berbagai jenis produk, dan dapat diubah menjadi bahan bakar nabati. Pengembangan produksi dan pemanfaatan biomassa ini dapat bermanfaat pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selanjutnya Prof. Hero Jan Heeres membahas mengenai biorefinery pirolisis pada biomassa. Prof. Hero Jan Heeres menyebutkan dalam meningkatkan potensi tekno-ekonomi pengolahan biomassa hal-hal yang perlu diperhatikan adalah meminimalisasi losses pada proses, menggunakan teknologi pemisahan yang efisien, memperhatikan kemurnian, dan fokus pada kombinasi produk.
Prof. Robert membahas mengenai integrasi konversi biomassa secara biokimia dan termokimia dalam memproduksi bahan bakar nabati. Pada topik tersebut disebutkan bahwa indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai spesies tanaman yang mengandung pati dan selulosa yang cocok sebagai bahan bakar nabati. Senyawa yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat diolah menjadi bahan bakar nabati melalui integrasi prinsip biokonversi dan termokimia. Penerapan prinsip biokonversi dan konversi termokimia pada pengolahan biomassa menjadi bahan bakar nabati perlu memperhatikan ketersediaan bahan baku, jenis produk bahan bakar yang akan dihasilkan, dan keekonomian produksi.
Berdasarkan paparan materi yang telah diberikan oleh para narasumber, dapat disimpulkan bahwa produksi dan konversi biomassa yang efisien dapat menghasilkan bioproduk dengan nilai guna tinggi yang mendukung bioekonomi berkelanjutan. Diharapkan acara kegiatan Bioengineering Talk yang ini akan menjadi batu loncatan untuk inisiasi kerjasama antara civitas akademika di SITH dengan para peneliti dari luar negeri.