Mengenal Lebih Dekat Adam Muhammad Syach, Mahasiswa Beprestasi Rekayasa Hayati 2020
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) merupakan salah satu agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Rekayasa Hayati. Proses seleksi tidak hanya menilai mahasiswa dari sisi prestasi akademik saja, namun juga prestasi non-akademik, pengalaman berorganisasi, dan kemampuan berbahasa asing. Setelah melalui proses seleksi awal dan tahap wawancara, Program Studi Rekayasa Hayati menetapkan Adam Muhammad Syach sebagai Mahasiswa Beprestasi 2020 (Gambar 1) yang selanjutnya akan diikutsertakan pada pemilhan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas (SITH) pada Rabu, 11 Maret 2020 mendatang.
Adam Muhammad Syach atau yang kerap disapa Adam, merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Keinginan berprestasi Adam muncul dengan tekad ingin membahagiakan kedua orang tua dan menjadi contoh untuk sang adik agar dapat menempuh pendidikan dengan baik dan bertanggung jawab. Pada setiap kegiatan yang akan dilakukan, Adam selalu meminta restu dari kedua orang tua agar apa yang dicita-citakannya dapat tercapai dan berjalan lancar. Selain itu, keinginan berprestasi merupakan salah satu pendidikan karakter yang didapat selama duduk di bangku SMA yang menerapkan sistem boarding school. Keadaan yang jauh dari orang tua membuat Adam hanya memiliki waktu yang singkat untuk keluarga, sehingga saat ada waktu untuk berkumpul selalu ada hal yang ingin diceritakan mengenai pencapaian dalam belajar sebagai wujud terimakasih dan tanggung jawab kepada kedua orang tua.
Ketidaktertarikan Adam terhadap bidang olah raga dan seni, menyebabkannya lebih tertarik pada bidang akademik, khususnya ilmu komputer yang membuatnya menjadi salah satu tim olimpiade di sekolahnya. Pengalaman tersebut menyebabkan terbentuknya karakter berjiwa kompetitif, dan yakin terhadap pencapaian yang diimpikan. Hal itulah yang mendasari bahwa dalam melakukan sesuatu harus mempunyai mimpi serta target yang harus dicapai, sehingga jika tidak tercapai, hasilnya tidak akan terlalu jauh dengan apa yang diharapkan. Saat di SMA, selain ditekankan untuk fokus di bidang akademik, juga dituntut untuk aktif dalam kepanitiaan atau menjabat dalam suatu organisasi.
Walaupun saat pertama kali datang ke Bandung dan berkuliah di ITB sempat merasa minder, tidak disangka di tahun pertama Adam mendapat IP yang nyaris sempurna dan dinobatkan sebagai mahasiswa TPB berprestasi, padahal banyak sekali kakak tingkatnya yang menyebutkan bahwa menjalani perkuliahan di ITB sangat sulit. Adam pun ingin merubah paradigma para seniornya, bahwa kuliah di ITB tidak sesulit yang dibayangkan, dan dirinya mampu berprestasi di bidang akademik serta aktif dalam kegiatan organisasi dan perlombaan. Untuk mencapai targetnya, Adam selalu mempunyai role model untuk dijadikan panutan.
Menurutnya, kuliah di Program Studi Rekayasa Hayati sangat sulit dan mempunyai pressure yang tinggi, sehingga untuk dapat melaksanakan perkuliahan dengan baik, saat kuliah harus memerhatikan dosen secara cermat serta memiliki target nilai yang harus dicapai saat mengerjakan tugas dan ujian. Sebagai mahasiswa kita juga perlu mampu untuk memetakan potensi metode belajar, salah satunya adalah dengan cara menjadi tutor saat mengetahui ada teman yang masih ada kesulitan dalam memahami pelajaran, karena hal tersebut secara tidak langsung membantu kita untuk meninjau kembali materi yang sudah dipelajari, karena sesuatu hal yang dikejar hanya untuk diri sendiri tidak ada gunanya, dan orang yang baik adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain.
No Comments