Enter your keyword

ITB Menerapkan Kebijakan Perkuliahan Jarak Jauh, Program Studi Rekayasa Hayati Melaksanakan Perkuliahan Secara Daring

ITB Menerapkan Kebijakan Perkuliahan Jarak Jauh, Program Studi Rekayasa Hayati Melaksanakan Perkuliahan Secara Daring

ITB Menerapkan Kebijakan Perkuliahan Jarak Jauh, Program Studi Rekayasa Hayati Melaksanakan Perkuliahan Secara Daring

Penyebaran COVID-19 yang terjadi di Indonesia mengharuskan setiap perguruan tinggi untuk mengimplementasikan perkuliahan jarak jauh sejak 16 Maret 2020. Tidak terkecuali dengan Program Studi Rekayasa Hayati yang juga mengikuti kebijakan pemerintah untuk melaksanakan model belajar secara daring (dalam jaring) sebagai upaya untuk membantu memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Untuk menunjang perkuliahan, Prodi Rekayasa Hayati menggabungkan perkuliahan dengan cara tatap muka melalui video conference, pemberian tugas secara individu/ kelompok, serta pemberian materi perkuliahan yang disertai dengan audio penjelasan sehingga mahasiswa tetap merasakan atmosfir akademik seperti berada di kampus meskipun melaksanakan perkuliahan dari rumah. Meskipun dilakukan secara daring, mahasiswa tetap melaksanakan perkuliahan dengan bobot yang disesuaikan dengan SKS yang telah ditetapkan. Menurut mahasiswa, secara keseluruhan keberjalan perkuliahan daring di Program Studi Rekayasa Hayati dapat berjalan cukup efektif karena materi perkuliahan dapat terdokumentasikan dengan baik sehingga lebih mudah digunakan untuk mempelajari kembali materi, meskipun dalam pelaksanaannya terkadang terkendala dengan kualitas jaringan internet yang kurang stabil.

Menurut Natasha Lumongga Hugo Sianturi, hal terpenting dalam melaksanakan kuliah daring adalah bagaimana komunikasi antara dosen dan mahasiswa dapat berlangsung dua arah pada minggu awal kebijakan kuliah daring ditetapkan, sehingga dapat membahas kesepakatan bersama mengenai aturan yang akan diterapkan selama masa kuliah daring, pelaksanaan kuliah tatap muka diadakan melalui video conference melalui aplikasi Google Meet, Zoom, atau Microsoft Teams dengan akun Microsoft 365 yang difasilitasi oleh ITB, serta adanya ruang diskusi untuk menanyakan kembali materi yang belum dipahami. Menurut Amadhea Yudith, saat awal perkuliahan daring dirinya merasa kesulitan mengikuti laju pemberian tugas serta deadline yang diberikan karena kondisi jaringan internet yang kurang stabil, kemudian dosen melonggarkan waktu pengumpulantugasyang membantunya mengerjakan tugas tanpa rasa tertekan. Amadhea juga sangat menghargai segala usaha yang dilakukan dosen untuk dapat menyampaikan materi perkuliahan melalui video presentasi dengan sangat baik, dan juga sama-sama mau meluangkan waktu untuk melakukan kuliah melalui video conference, sehingga membuat proses kuliah daring menjadi lebih efektif dibandingkan dengan hanya memberikan tugas. Menurutnya kondisi saat ini merupakan kondisi yang tidak menyenangkan, baik bagi mahasiswa maupun juga dosen, namun melihat dosen dan teman-teman yang berusaha sebaik mungkin, memberikannya semangat juga untuk tetap dapat menjalankan kuliah daring sebaik mungkin meskipun banyak kendala yang harus dihadapi seperti jaringan internet yang kurang stabil, suasana yang kurang kondusif di rumah, dan tergoda untuk berleha-leha atau menggeluti hobi yang disukai.

Dari keseluruhan aktivitas pembelajaran daring yang dilaksanakan, tantangan terberat terletak pada pelaksanaan praktikum sebagai pelengkap proses belajar-mengajar, sebab pengalaman hands on berserta peralatan yang digunakan tidak dapat terpenuhi jika tidak dilakukan di laboratorium. Salah satunya adalah kegiatan asistensi dan presentasi proyek penelitian kecil yang biasa dilakukan secara tatap muka pada Praktikum Rekayasa Hayati II ditransformasikan secara daring. Hal ini membuat tim dosen pengampu yang terdiri dari Dr. Muhammad Yusuf Abduh, Khairul Hadi Burhan, S.T., M.Si., dan Mochammad Firmansyah S.T., M.Si. melakukan berbagai macam inovasi pembelajaran sebagai alternatif agar sistem belajar dan mengajar dalam bentuk praktikum tetap berjalan secara efektif dan mahasiswa tetap dapat mendapatkan pemahaman serta pengalaman yang sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

Menurut Pak Firman, selama masa pandemi COVID-19, kegiatan praktikum yang biasanya dilakukan di laboratorium pun terhenti, sehingga dosen mentransformasikannya melalui studi literatur. Agar mahasiswa tetap sesuai denganjaluruntuk mencapai luaran pembelajaran yang diharapkan, proses asistensi untuk diskusi dengan asisten praktikum dan dosen dilakukan secara daring melalui google sheets serta komunikasi melalui aplikasi Whatsapp dan suratelektronik agar terjalin komunikasi dua arah. Mahasiswa tetap dapat melakukan penelitian kecil dengan tema yang sudah ditetapkan pada awal perkuliahan.

Terdapat empat topik besar yang dapat dipilih mahasiswa, yaitu (1) Pemanfaatan Kulit Buah Tomat untuk Isolasi dan Karterisasi Likopen, (2) Pemanfaatan Biji Tomat, (3) Pemanfaatan Daun Tomat untuk Ekstraksi Senyawa Fenol sebagai Kandidat Senyawa Antibakteri, dan (4) Pemanfaatan Batang Tomat sebagai Bahan Pembuatan Briket Untuk Alternatif Bionergi. Setiap topik disesuaikan dengan konsep Biorefinery yang menjadi salah satu capaian pembelajaran mahasiswa Rekayasa Hayati melalui pemanfaatan biomassa menjadi berbagai bioproduk yang bermanfaat dengan konsep meminimalkan limbah pemrosesan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya (biomass/bioresource), dan memaksimalkan manfaat/ keuntungan. Walaupun tidak dapat mengambil data melalui penelitian secara langsung, mahasiswa tetap diarahkan dan diberi panduan menetapkan variabel penting yang digunakan untuk membangun model matematika berdasarkan data dari literatur, sehingga mahasiswa tetap menjalankan proses berfikir, mendesain, berdiskusi, dan tidak hanya menyalin dan menulis sebuah makalah, kemudian hasil akhir penelitian dipresentasikan dalam bentuk video penjelasan. 

Menurut Adrianus Hadianto, salah satu peserta mata kuliah Praktikum Rekayasa Hayati II, meskipun penelitian kecil tidak dapat dilakukan secara langsung di laboratorium, praktikum daring di Program Studi Rekayasa Hayati tetap berjalan dengan efektif. Mahasiswa tetap diberikan arahan dan referensi acuan yang membantu mahasiswa dalam menyelesaikan proyek penelitian kecilnya. Sebagai kontrol, mahasiswa diminta untuk mengumpulkanlaporankemajuansetiap minggunya untuk mengetahui kemajuan serta membantu kesulitan yang dihadapi mahasiswa pada proses pengambilan data. Praktikum secara daring, menjadi tantangan tersendiri baginya, karena harus mengubah kembali konsep penelitian dan perlu menyesuaikan bahan yang digunakan sesuai dengan literatur sehingga hasil yang diperoleh kurang sesuai harapan. Namun proses praktikum secara daring ini memungkinkan mahasiswa untuk menyelesaikan proses pengambilan data menjadi lebih cepat dan efektif, walaupun tidak mendapat pengalaman keterampilanlangusngdi laboratorium serta pengalaman mendapatkan data yang tidakdiharapkan saat uji cobadilakukan. Hal tersulit yang dilakukan selama proses praktikum daring adalah terbatasnya ruang gerak untuk koordinasi dan kerjasama dengan teman satu kelompok karena tidak tatap muka secara langsung. Hasil akhir project penelitian kecil yang di presentasikan dalam bentuk video penjelasan dan diunggahke Youtube juga menjadi hal baru yang diterimanya selama kuliah di Program Studi Rekayasa Hayati, menurutnya dengan metode tersebut ruang diskusi mengenai keilmuan di bidang ilmu Rekayasa Hayati dapat lebih terbuka dan tidak terbatas hanya antara dosen dan mahasiswa di lingkungan Prodi Rekayasa Hayati saja, kolom komentar yang terdapat di Youtube dapat menjadi sarana untuk menerima saran dan ruang diskusi terkait perkembangan ilmu yang sedang banyak dikaji saat ini dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Selain itu, hal ini juga dapat menjadi sarana untuk meninformasikan banyak orang  bahwa ilmu biologi yang identik dengan hafalan dapat dikombinasikan dan dijelaskan secara matematis.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

en_USEnglish
X