Mahasiswa Prodi Rekayasa Hayati Berhasil untuk Mengikuti Program IISMA 2021
Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan program beasiswa mobilitas (pertukaran pelajar) yang diberikan oleh Kemendikbud Dikti dan LPDP bagi mahasiswa sarjana dari perguruan tinggi Indonesia. IISMA juga merupakan bagian dari program Kampus Merdeka. Melalui program ini, mahasiswa dapat belajar selama satu semester di perguruan tinggi dunia untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan minat mahasiswa. Salah satu mahasiswa Rekayasa Hayati yang mengikuti dan diterima di program ini adalah Nadya Yasmin.
Pada awalnya Nadya tertarik mendaftar program IISMA karena menurutnya program ini dapat memberikannya kesempatan untuk mengikuti kelas-kelas multidisiplin di bidang yang ia minati pada perguruan tinggi dunia. Melalui program ini, ia dapat mengasah kemampuan, meningkatkan pemahaman antar budaya, dan menambah pengetahuan yang selanjutnya dapat mempersiapkan diri dalam memasuki dunia profesional di era global. Terlebih lagi IISMA ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena memberikan beasiswa penuh selama keberjalanan program serta memberikan SKS kepada peserta setelah menyelesaikan program.
Untuk dapat mengikuti program ini, Nadya pun perlu melalui beberapa tahap seleksi, yaitu seleksi berkas dan administrasi pada tahap pertama, serta seleksi wawancara Bahasa Inggris pada tahap kedua. Nadya pun mulai mempersiapkan diri dengan menulusuri universitas mitra IISMA beserta jurusan yang ditawarkan. Pada tahap tersebut, Nadya pun mencoba untuk mencari silabus untuk jurusan yang ia minati, bagaimana atmosfer perkuliahan di universitas, persyaratan penerimaan, dan kegiatan yang tersedia pada kota tempat universitas bersangkutan berada. Setelah melakukan beberapa studi banding, akhirnya Nadya pun memilih Maastricht University di Belanda. Setelah mantap dengan pilihannya, Nadya pun mulai mempersiapkan beberapa persyaratan berkas seperti CV, transkrip akademik, rekomendasi kampus, dan English Proficiency Test menggunakan Duolingo English Test (DET).
Sebelum mengambil Duolingo English Test (DET), Nadya pun mulai mempelajari materi dan contoh-contoh soal yang tersedia di website DET agar dapat meraih nilai yang baik dan melebihi persyaratan minimum. Pada seleksi berkas, Nadya pun perlu membuat beberapa personal essay sesuai dengan format yang diberikan oleh IISMA terkait kemampuan beradaptasi, rencana akademik, dll. Setelah lolos tahap I, Nadya pun mulai berlatih untuk seleksi wawancara dengan mencari pertanyaan umum pada seleksi beasiswa dan melakukan mock interview sebelum hari wawancara sebagai bentuk latihan.
Menurut Nadya, kesulitan yang ia hadapi selama proses seleksi adalah waktu yang dirasanya sangat singkat untuk mempersiapkan seluruh berkas dan belajar untuk mengambil DET, yaitu 1.5 minggu karena informasi terkait program yang baru diterima mendekati deadline pengumpulan. Berdasarkan pengalaman yang sudah dilaluinya, Nadya pun mencoba untuk memberikan kiat sukses agar dapat lulus pada program IISMA bagi mahasiswa lainnya yang akan mengikuti program ini berikutnya seperti menjaga pencapaian akademik, berlatih menulis essay atau motivational letter, mengasah kemampuan Bahasa Inggris, dan mempersiapkan tes Bahasa Inggris seperti TOEFL, IELTS, atau DET sejak dini karena komponen-komponen tersebutlah yang menjadi pertimbangan seleksi pada IISMA 2021. Semakin baik kemampuan pada komponen-komponen tersebut, maka akan semakin besar juga peluang untuk lolos pada program IISMA.
Dengan mengikuti program ini, Nadya pun berharap dapat mendapatkan multidisiplin ilmu yang sekaligus dapat mengasah kemampuannya untuk diimplementasikan pada kegiatan dan projek yang memberikan dampak positif kepada masyarakat. Sementara untuk mempersiapkan keberangkatannya ke Maastricht University nanti, Nadya pun mulai mempersiapkan beberapa berkas yang diminta oleh DIKTI sembari belajar Bahasa Belanda agar dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat dengan lancar disana, karena saat nanti melaksanakan student exchange disana, Nadya pun berencana untuk mengikuti kegiatan mahasiswa dan volunteering yang ditawarkan Maastricht University agar dapat menjalin relasi yang baik.